puisi

kembali padaMu

pada gunung batu itu
ku labuhkan berjuta asa

meski cemburu dan ragu
amarah dan kecewa
membawaku semakin jauh
menuju arah yang tak bermakna
laksana musafir pada gurun gersang
berpuluh tahun menempuh khianat
membangun anak lembu emasku
yang tiada daya, tiada kuasa
jangan kau laknat aku
jangan kiranya amarahmu menyala
menghanguskan jiwaku
kan ku lebur
anak lembu emas itu
pada abu, pada debu

dan
kan ku tancapkan asa ku
kembali
pada mu gunung batu ku

desember 2013
***

buah beri

di sudut rindunya
ada cemburu yang menderu
pada minah yang tak lagi mau
menggendong buah duku

sekarang minah bergincu
katanya biar seperti ratu ayu
dengan baju ketat membebat
tubuhnya yang mulai bulat
minah berjalan penuh gerutu

duku ini akan kutukar
dengan buah beri hitam terbaru
atau kau ceraikan saja aku
kalau kau tak mampu
menyulap duku-duku ini menjadi buah itu
seperti punya teman-temanku

tembako berbalut kulit jagung itu
dihisapnya dalam-dalam
lalu dihembuskan pelahan
keningnya berkerut-merut
seakan mencoba mencerna

bagaimana buah beri hitam itu
mampu menyihir isteriku
yang tak mau lagi menggendong buah duku
yang buah dadanya tak lagi mau dirayu

dalam pengap asap tembako
minah berlalu membawa buah-buah duku
untuk ditukar dengan beri baru
dengan dunia yang dia tak tau
dunia yang tak mau tau

januari 2014
***

di sinabung

di balik sulur-sulur bambu mati
gadis mungil bertopi abu, bersandal debu
mengintip merahnya luka sang fajar
mata beningnya tak sanggup menerawang asa
tak mampu menyanyat pekat kabut abu-abu
'tuk temukan ayah ibunya yang pergi bersama debu
terkubur dalam relung angkara
sang buana yang dilanda murka

gadis kecil bertopi abu, bersandal debu
terduduk bisu, termangu
saat sinabung bernafsu, menyetubuhi tanah desanya
gemuruh nafasnya menyelimuti urat-urat hidup bumi
menyisakan gundah dan nestapa
melahirkan sejuta lara pada asa gadis kecilku
yang tertimbun abu murka sang gunung perkasa
mengulum cita melumat daya
hingga luka dan duka gadis kecilku paripurna

januari 2014

****

ceritakan padaku tentang diam
tentang ruang-ruang yang lengang
di mana aku bisa mendengar nada-nada senyap
yang dimainkan oleh satu helaan napas harap

bawa aku pada kedamaian yang tersebar
dalam cahaya damai
di mana langit merestui rasaku
menginjinkan aku menari bersama angin

ku undang diriku untuk datang pada pestaku yang sendiri
mari kita rayakan kabut yang sepi
tanpa seorang pun turut mencicipi kegembiraan ini
hingga aku dapat menikmati musik lirih bagi si tuli

semua bagiku sendiri

kemari burung kecil
lihatlah aku menari bersama semilir angin
yang tidak menceramahi
yang tidak menggurui...

januari 2014
****

doa untuk gadis kecil bertopi abu bersandal debu 

di sini Tuhan
di kaki gunung ini
aku berdoa untuk gadis kecil itu
gadis kecil bertopi abu bersandal debu

Tuhan,
ketika kehidupan memperlakukannya dengan tidak adil
dan dia jatuh terjerembab ke tanah
tak mampu melihat sinarMu
tolonglah gadis kecilku tuk berjuang
berjuang tuk iman percayanya, oh Tuhan

biarkan air matanya menyapu debu
dari hatinya yang luka
meski susah baginya untuk percaya
pada gunung batunya, gunung di mana dia biasa menambatkan
seluruh beban hidupnya yang besar

oh Tuhan
kasihanilah...

No comments:

Post a Comment